Pernahkah
anda berada di sebuah ruang tunggu bersama orang-orang yang tidak
saling kenal? Tentu membosankan bukan? Karena diantara anda maupun yang
lainnya akan enggan untuk berbincang-bincang. Pekerjaan menunggu sangat
menjemukan dan terkadang menegangkan, apa lagi dilalui dengan berdiam
diri. Lain halnya jika sembari menunggu kita berinteraksi dengan
orang-orang sekitar, bisa jadi jika pembicaraannya menarik, menunggu
akan terasa lebih menyenangkan. Yang jadi permasalahannya adalah,
“bagaimana cara kita memecah kebekuan diantara orang-orang tersebut”.
Sebetulnya anda bisa memulai dengan melontarkan senyum pada seorang
yang duduk di sebelah atau yang berhadapan langsung dengan anda. Dengan
begitu orang tersebut kemungkinan besar akan membalas senyum anda.
Kalau sudah begitu anda bisa langsung mulai dengan sebuah pertanyaan
ringan seperti : apa kabar? Atau maaf jam berapa sekarang? Dan
selanjutnya terserah anda.
Seorang psikolog di Universitas Michigan
bernama Prof. James V. McConnell mengatakan bahwa, “Orang yang
tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar, dan menjual dengan lebih
efektif, serta mampu membesarkan anak-anak yang lebih bahagia. Ada
jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di
kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, alat pengajar
yang jauh lebih efektif daripada hukuman.”
Sahabat
saya pernah berkata, “saat anda akan memulai sebuah presentasi,
mulailah dengan senyuman lebar, karena hal itu dapat mengurangi rasa
takut/gerogi.” Saya selalu mengingat kata-kata tersebut. Pada waktu itu
untuk pertama kalinya saya akan melakukan presentasi dalam sebuah
seminar bisnis. Mengingat banyaknya jumlah peserta yang hadir, rasa
gerogi benar-benar telah menciutkan nyali saya. Namun setelah sahabat
saya berkata seperti itu, saya seakan mendapat angin segar. Saya pun
mengikuti apa yang ia sarankan, dan bisa tampil penuh percaya diri.
Ternyata sebuah senyuman lebar mampu merilekskan pikiran yang tegang.
Okey!
Mungkin itu dulu informasi dari saya, sebetulnya masih banyak hal
mengenai kekuatan sebuah senyuman, namun mengingat kondisi kesehatan
saya yang kurang fit saat ini, maka dengan sangat terpaksa saya akhiri
artikel ini. Pesan saya, “Mulai saat ini biasakanlah untuk menyapa
orang lain diawali dengan senyuman tulus, karena hal itu akan membawa
banyak kebahagiaan bagi anda dan orang tersebut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar